Pages

Kamis, 03 Desember 2020

Gas HHO berbahaya dan berguna (Covid-19)

Gas HHO yang juga dikenal sebagai gas Brown diperoleh dari proses elektrolisis air. Efisiensi elektrolisis akan meningkat bila produksi gas hidrogen dan oksigen dibiarkan bercampur sehingga kandungan energinya ikut menaik. Oleh karena itu, Bahan bakar (BB) hidroksi tidak boleh disimpan dalam tabung bertekanan tinggi. BB hidroksi harus segera digunakan setelah diproduksi, karena berdaya ledak lebih tinggi dari gas hidrogen, dan dapat terbakar 1000 kali lebih cepat dari uap bensin, dan otomatis meledak dengan panas sekitar 570 oC tanpa penyalaan. Pada suhu dan tekanan normal, gas hidroksi dapat terbakar bila mengandung gas hidrogen sekitar 4-95% volum.

Mengapa gas HHO yang berbahaya itu amat diminati?  Gas hidroksi bila bercampur dengan udara yang terhisap ke dalam mesin mobil dapat menurunkan konsumsi BB, gas buang lebih bersih, sekaligus membuang deposit karbon dalam mesin, sehingga umur mesin lebih lama. Di sisi lain, pemakai gas HHO cukup membawa dan menyimpan air, peralatan pembangkit gas HHO, dan aki saja. Namun, sistem gas HHO harus dilengkapi dengan alat pencegah sambaran api balik ke elektroliser, guna menyelamatkan sistem, mobil dan penumpangnya dari bahaya ledakan.
Atap bolong akibat ledakan
Contoh bahaya ledakan gas HHO terjadi pada tanggal 17 Juni 2010 di California, USA. Allan melaporkan bahwa pada hari Kamis sore salah seorang peneliti (inventor) Tyson Larson terbunuh saat terjadi ledakan dahsyat hingga melubangi atap dan pintu belakang gedung Simi Valley milik perusahaan keluarga Realm Industries, ketika mencoba menerapkan patent mereka di bidang teknologi BB air guna membuat BB masa depan.

Pengembangan gas HHO di Indonesia telah banyak dilakukan oleh anak bangsa sebagai sumber energi dan bahan bakar transportasi yang murah, hemat, dan bersih lingkungan dengan harapan tidak bergantung lagi kepada BBM. Mereka mempelajari dan memanfaatkan gas HHO dengan membuat kit/generator gas HHO dan sekaligus memasarkan produk mereka untuk dipasang di kendaraan misalnya kapal motor, sepeda motor (contoh: SMK Teknologi Balung, Jember, A. Misel, Mhs MIPA USU), sedangkan lainnya berupa alat las-lasan, kompor dll.

Beberapa peralatan menggunakan gas HHO telah banyak diproduksi. Anak bangsa diharapkan tidak ketinggalan dalam memproduksi alat tersebut terutama untuk menyalakan genset menggunakan air sebagai bahan bakar. 


Mobil Sel Tunam
Ada pula Gas hidrogen dan oksigen yang diperoleh dari hasil elektrolisis tidak dicampur lagi (terpisah, gas oksigen dibuang ke lingkungan atau ditampung untuk tujuan lain), maka gas hidrogen dapat langsung masuk ke mesin motor/mobil yang hal itu telah dicoba oleh D Dingle (Filipina) dan beberapa  peneliti Indonesia (Babeng, Siswa SMK Purworejo, 3, dan SHOGEN). Gas hidrogen tersebut dapat pula digunakan sebagai umpan sel tunam (Fuel Cell) pada mobil dan pembangkit listrik senyap (sedikit sekali peralatan yang bergerak) yang mulai banyak diminati di dunia.

Gas MHHO (Gas Ohmasa)
Perusahaan Litbang Bulgaria GRAINIS (Water - Fuel Power Plant) mencoba memanfaatkan teknologi gas HHO yang proses elektrolisisnya telah dimodifikasi menjadi gas MHHO (Gas Ohmasa yang lebih aman dari gas hidrogen), sehingga gas tersebut aman disimpan dalam tangki / botol bertekanan 200 bar (bertahun-tahun) tanpa bocor, permiasi, dan indikasi rapuh, karena stabilnya asosiasi antara atom O dan H dan Deuterium, Tritium, dan ion OH dalam campuran gas ini. 
Gas tsb dapat dicairkan pada -178 oC/1bar, titik nyala tinggi, daya ledak amat rendah, dan dapat disimpan pula dalam botol ringan berisolasi fiber karbon yang cocok untuk BB pesawat ruang angkasa, karena ringan dan densitas energi yang tinggi. Ia juga dapat terbakar sebagai BB tunggal dalam semua jenis BB petrol (BB dalam mesin mobil / truk / kereta api / kapal / pesawat terbang, boiler, tungku, Pembangkit Listrik / generator, dll.), turbin gas, jet/ramjet, dan mesin roket detonasi impuls.
Sistem ini memperoleh COP (Coefficient Of Performance) sekitar 3 (untuk mesin uap). Nyala gas MHHO itu mirip dengan plasma dingin (Suhu hanya 137 oC, tetapi mampu melelehkan material refraktori >5000 oC). Teknologi yang sangat efektif ini memerlukan daya hanya 0,8Wh/liter untuk MHHO (bila dengan teknologi produksi gas HHO biasa yang ada di pasaran perlu daya 3,7-4,5Wh/L), sedangkan produksi gas hidrogen murni diperoleh pada daya 1,29Wh/L
Gas MHHO diproduksi dengan teknik getaran akustik (ultrasonik frekuensi rendah), aktivasi foton UV-LED, dan elektrolisis air gelembung nano. Hal itu dibantu oleh penggunaan modulator elektronik PWM dan PSM terhadap pasok arus yg difragmen, difusi resirkulasi elektrolit kompulsif, dan katalis khusus. Cara ini berbeda dengan produksi gas HHO klasik.
Pembangkit Listrik Tenaga gas MHHO ini untuk sementara berkapasitas (0,01-1) MW yang 100% bersih, terbarukan, tak terbatas dan murah banget (Euro 0,01/kWh). Segelas air biasa (250cc/jam) sebagai BB untuk PLTGair 1kW. Pasok daya (selama 20 menit) diperlukan untuk membangkit gas awal via proses elektrolisis berupa DC 30A, 14V Alternator yang dikopel ke Turbin atau Mesin Uap Piston.
Harga pabrik pilot PLTGair (mobil): mulai Euro49.000 untuk daya 8kWnet. (waktu produksi: 4 bulan). Harga Pabrik 20kW ~Euro500-4000/kW; energi yang diproduksi Euro0,01/kWh.

PLTGair ini dapat pula memproduksi DME (dimetil eter), diesel/solar, metan, metanol, bensin, dengan menangkap gas CO2 dari udara saja menggunakan teknologi maju Swiss. Harga alat tsb Euro 300.000 dengan kapasitas diesel minimum 1ton/hari (laba sekitar Euro1000/hari).

Penggunaan Gas HHO di bidang Kesehatan
Pembangkit gas HHO
Penggunaan gas HHO (adanya gas hidrogen dalam air) di bidang kesehatan telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti (G Wiseman, Hydrogen Fontaine). Mesin untuk tujuan itu juga telah diproduksi di DN (Joko-Energy / Jakarta) terutama untk mengatasi virus korona (Covid-19) sekaligus memperbaiki sel rusak (di paru-paru, jantung, hati, ginjal, dll) pada saat serangan dan paska sembuh dari virus korona itu. Gas HHO mampu: 1) mengurangi racun dalam air (pengganti gas Khlorin); 2) membuat otot relaks / menghilangkan rasa sakit; 3) menghilangkan luka dengan cepat; 4) bila gas oksi hidrogen ini dihirup, ia menaikkan sistem imun lebih cepat dalam tubuh, dan memiliki efek anti radang, anti-oksidan, memperbaiki kerusakan sel dan badai sitokin dalam paru-paru sekaligus terapi terhadap MODS (Multiple Organ Dysfunction Syndrome, yang menimbulkan sesak nafas) yang disebabkan oleh virus influenza (SARS, MERS) dan virus korona (Covid-19).

 Efek gas HHO tidak berbahaya kepada badan manusia; Salah satunya adalah dengan cara menyemburkan gas HHO yang telah bersih ke dalam air minum selama 10 menit. Bila air minum tersebut diminumkan kepada pasien, ternyata mempunyai efek menyehatkan.


Hembusan Gas HHO ke daerah sakit
 Selain itu, gas HHO dapat menghilangkan rasa sakit dengan cara langsung menghembuskannya selama 15-25 menit (3x sehari selama 3 hari) ke bagian badan yang sakit (bahu, punggung, nyeri otot / bengkak, dll). Gas HHO menembus masuk ke dalam kulit, dan terserap ke dalam aliran darah sehingga gas hidrogen dalam gas HHO memperbaiki struktur sel yang dilewatinya.

Peneliti Korea (Kang, Song Doug, WO/2005/049051, Juni 2005, membuat Patent di AS dengan no. 20070104797, Oktober 2007) juga menyebutkan hal yang sama (misalnya penyakit seperti myalgia (nyeri otot), arthritis (radang sendi), peradangan menular & tak-menular, rhinitis (peradangan dalam hidung), sakit syaraf, asma, glukoma, kanker kulit, diabetes, katarak, sakit kepala, migren, alergi, parkinson, asam urat/encok/rematik, radang, bronkhitis, sakit mata, gangguan panik, disfungsi sirkulasi darah, kardiovaskular, penyempitan jantung, myasthenia, kerusakan tulang, sakit menstruasi, dll.) dapat diperbaiki dengan gas HHO (yang mengandung listrik). Monoatomik hidrogen dalam gas HHO dapat menaikkan pH air (lebih alkali 8-8,5) yang dapat menghilangkan luka, kemudian kering dan sembuh. Gas HHO dapat mempercepat tanaman tumbuh; Ayam dapat memberikan telur lebih banyak bila diberi air yang disembur gas HHO, karena kerumunan struktur kristal mikro air berubah menjadi terstruktur rapi yang dapat berfungsi mengobati sel rusak.

Cobalah terus memproduksi Gas HHO atau gas hidrogen saja (gas oksigen dipisah) dari proses elektrolisis dan efisienkan proses produksinya agar teknologi tersebut makin murah.


Ditulis oleh: Fathurrachman Fagi; WA 0812-1088-1386; ffagi@yahoo.com                          _______________________________________________________
Bagi anda yang meng-copy & paste tulisan ini di blog anda
cobalah ikhlas menyebutkan link sumbernya berikut ini:
http://energibarudanterbarukan.blogspot.co.id/2010/07/gas-hho-amat-berbahaya.html


Rabu, 26 Agustus 2020

Fissi Dingin: Gas hidrogen dari air laut

Air segar di bumi yang diperlukan manusia hanya 2,75%, dan sekitar 97% berada di air laut yang tersedia bukan untuk konsumsi manusia tetapi salah satunya merupakan sumber energi tak terbatas.  Perusahaan Canada FuelReducer mengembangkan teknologi energi baru yang dapat mengurangi ketergantungan dunia pada bahan bakar minyak (BBM) secara drastis. Proyek bahan bakar air (BBA) FuelReducer menitik-beratkan kepada air laut guna memproduksi BBH (Bahan Bakar Hidrogen) pengganti BBM. Mereka mengembangkan purwarupa yang dapat memisahkan air (H2O) dari air laut menjadi oksigen untuk kehidupan manusia dan hidrogen untuk BB menggunakan frekuensi radio rendah Energi yang digunakan untuk memisahkan air menjadi BBH dan oksigen ditemukan sangat rendah. Teknik ini disebut Fissi dingin (Cold Fission) bukan Fusi Dingin (Cold Fusion). 
                                                    (5W, 12V)                        
    H2O (air) + Frekuensi  radio ===========> 1/2 O2 + H2 (BBH)

Beberapa pasangan Frekuensi (dalam Hz) dan Duty Cycle (D) berikut akan menghasilkan BBH lumayan: F640 D60; F800 D80; F1200.6Volts. Sementara, bila menggunakan 12V, maka gas hidrogen yang diperoleh dapat menyalakan genset jinjing.

Ikatan atom oksigen dan hidrogen dalam air sebenarnya sangat kuat, berupa tarikan elektromagnetik antar atom, tetapi Fissi Dingin mampu memisahkan ikatan atom hidrogen dan oksigen hanya dengan energi frekuensi radio rendah saja. Tenaga listrik sebesar 5Watt 12Volt dari Panel Surya sudah cukup untuk memecahkan air menjadi gas oksigen dan gas hidrogen. Satu liter air menghasilkan 1200 liter gas hidrogen. 

Kunci pokok reaktor Fissi Dingin adalah mencari frekuensi resonansi yang pas untuk menggetarkan ikatan itu sehingga mampu melepaskan ikatan atom oksigen dan hidrogen. Frekuensi yang pas itu telah ditemukan. Penggunaan frekuensi resonansi gelombang radio pada reaktor Fissi Dingin terhadap air laut dapat menghasilkan BBH.

Penggunaan teknologi antenna - penerima energi radian Tesla - menjadi pilihan pula saat ini. Sebuah antenna menangkap energi positif >200 volt dari udara (sekitar 2 m di atas kepala) terhadap tanah (tanah memiliki muatan negatif sekitar 400.000 columb) mengubahnya menjadi arus listrik yang mampu memberdayakan sel BBH Fissi Dingin  secara gratis.
 
Baterai bumi pun dapat pula digunakan untuk maksud itu, dengan menancapkan satu set pipa tembaga dan pipa baja galvanis yang ditanam di tanah (atau di air laut) kemudian dihubungkan dengan kawat. Dengan menaikkan jumlah set pipa atau panjang pipa yang dipasang, tegangan listrik yang ditimbulkan makin tinggi.

Daniel Esposito (Dosen Teknik Kimia di Columbia Engineering) mempelajari eektrolisis air laut menjadi O2 dan H2, mengubah arus listrik dari PV terhdap air laut menajdi BBH. peralatan PV itu mengambang tanpa membran di permukaan air laut (mirip rig minyak laut dalam) yang berbiaya rendah dan daya tahan tinggi dibanding peralatan PV menggunakan membran. Generator bahan bakar matahari ini adalah sistem fotosintetis buatan, seperti pada tanaman. Elektroda berkatalist hanya pada satu sisi yang mendorong gas O2 dan H2 pada permukaan luar elektroda yang berkatalis mengapung ke atas, lalu masuk ke dalam ruang terpisah.


Peneliti universits Florida menggunakan lembaran amat tipis titanium oksida dengan mengukir nano kavitasnya. Serpihan nano molibdenum disulfida, bahan 2D setebal atom tunggal melapisi rongga itu. bahan itu 2x lebih efektif dari fotokatalis lainnya, karena mengubah rentang cahaya jadi energi, sinar UV terlihat lebih dekat ke panjang gelombang infra merah.


Di sisi lain, peneliti Australia (ACES) mengembangkan katalis yang dibantu oleh cahaya sebagai input energi rendah guna mengaktivasi oksidasi air yang merupakan langkah pertama pemisahan air untuk menghasilkan BBH. Mereka menemukan khlorofil buatan yang dilapiskan ke sebuah film plastik yang konduktif, sehingga berfungsi sebagai katalis untuk memulai pemisahan air. Lima liter air laut per hari akan menghasilkan gas hidrogen yang cukup melistriki sebuah rumah dan mobil listrik selama sehari.

Contoh lain dari DN: Mahasiswa Unbraw Malang (Juli 2014) memanfaatkan air laut sebagai umpan penghasil gas hidrogen yang alat rakitannya disebut Anti Galau

Tidak ada efek samping terhadap lingkungan dengan membakar BBH (tidak ada emisi karbon dan gas racun). BBH dari air laut aman digunakan untuk pembangkit listrik, kompor, pembangkit listrik darurat, mesin motor tongkang, panggang-memanggang, tungku gas dan lain-lain.

Air laut sebagai sumber BBH dapat mengurangi penggunaan BBM untuk energi dan BBM yang ada saat ini dapat dialih-fungsikan untuk maksud lain, misalnya sebagai bahan baku industri petrokimia.

Saat ini pemanasan global dituduh sebagai pemicu naiknya permukaan air laut, maka penggunaan air laut sebagai sumber BBH dengan teknik Fissi Dingin ini dapat menjadi salah satu penyelesaian menurunkan permukan laut. 

Permukaan laut menaik? bakarlah ....bila tidak, pulau yang Anda diami akan tenggelam.



Ditulis oleh: Fathurrachman Fagi; WA 0812-1088-1386; ffagi@yahoo.com